5 Seni Mengikhlaskan, Tentang Kepergian Tiba-tiba Emmeril Khan
Insiden yang terjadi pada Kamis, 26 Juni, sepertinya menjadi pukulan yang sangat berat bagi keluarga Wali Kota Bandung, Bapak Ridwan Kamil dan keluarga. Pasalnya, di hari tersebut, sang anak tericinta, Emmeril Khan Mumtadz dinyatakan hilang di Sungai Aare, Bern, Swiss. Lalu ditemukan sekitar 2 minggu kemudian dalam keadaan wafat.
Sebuah kehilangan yang tiba-tiba, tentu butuh waktu untuk menerimanya. Lantas bagaimana cara kamu untuk ikhlas saat berada di posisi kehilangan? Simak, 5 seni mengikhlaskan berikut ini!
1. Berdoa
Doa ialah senjata ampuh seorang muslim, tidak ada yang bisa menghalangi dikabulkannya doa jika Allah sudah berkehendak, jadi patutlah manusia berdoa atas segala kegelisahan, sedih dan emosi yang dirasakannya, termasuk rasa berkabung.
Selain berdoa agar dilapangkannya hati setelah ditinggal, kamu pun bisa berdoa untuk orang yang telah tiada di akhirat. Ridwan Kamil pun dalam wawancara bersama Najwa Shihab mengatakan bahwa ia seringkali mendoakan sang anak, sesaat setelah ia mengingat Kang Eril kembali.
2. Merasionalkan bahwa semua sudah pada porsinya
Kamu mungkin tahu bahwa setiap yang bernyawa akan mati, bahkan jauh sebelum manusia dilahirkan takdirnya pun telah dicatat di lauh mahfudz, jadi sudah semestinya kamu meyakini setiap kejadian adalah bagian takdir Allah.
Kepergian yang tiba-tiba pun menjadi bukti bahwa jika telah cukup semua rezeki, umur dan takdir lainnya, semua makhluk akan beranjak menuju kehidupan selanjutnya.
3 . Menata hati untuk kedepan
Hati siapa yang tidak hancur jika ditinggalkan orang tercinta, tak terkecuali Atalia Praratya, ibunda Emmeril Khan Mumtadz. Bu Cinta, sapaan Bu Atalia, mengatakan bahwa jika ia tak segera menata hati mungkin psikis pun akan kena, (dilansir dari youtube.com/Najwa Shihab).
Kepergian jangan sampai membuat kamu terlalu berlarut-larut dalam kesedihan, masih banyak orang tercinta yang harus kamu lindungi dan beri kasih sayang. Jangan hanya memikirkan dia yang telah pergi tapi juga pikirkan mereka yang tetap disampingmu.
4. Lebih menghargai kehidupun
"Orang yang menghargai kehidupan adalah orang yang pernah kehilangan."
Begitulah kata Bu Atalia di depan Najwa Shihab saat menerjemahkan hikmah dibalik kematian sang anak.
Dan benar adanya bahwa seseorang yang pernah kehilangan, kebanyakan akan lebih menjaga dan menghargai miliknya, termasuk menghargai kehidupanmu sendiri. Di lain sisi kamu juga bisa belajar untuk menemukan makna-makna kehidupan yang tersirat lewat kehilangan.
Belum dikatakan ikhlas jika kamu bahkan menyakiti dirimu sendiri setelah ditimpa kesedihan dan kehilangan.
Lalu bentuk-bentuk menghargai kehidupan bisa diimplementasikan dengan menggunakan waktu sebaik-baiknya, memanfaatkan potensi diri, tidak mencela kehidupan orang lain dan masih banyak lainnya.
5. Melakukan hal yang bermanfaat buat bekal kehidupan selanjutnya
Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat, perlahan-lahan bisa membuatmu bangkit dari keterpurukan, kamu semakin berpikir bagaimana caranya bermanfaat dan beramal, karena kini kamu tahu bahwa bekal kehidupannya selanjutnya hanyalah amal kebaikan.
Yuk, berdoa, berusaha yang terbaik dan tawakkal atas setiap kejadian. Meninggalkan dan ditinggalkan sudah menjadi fitrah kehidupan, terima dan hargai setiap detik kehidupan yang Allah berikan. Hari ini, biarkan hati mengikhlaskan dengan penuh kelegaan.
Yuk, berdoa, berusaha yang terbaik dan tawakkal atas setiap kejadian. Meninggalkan dan ditinggalkan sudah menjadi fitrah kehidupan, terima dan hargai setiap detik kehidupan yang Allah berikan. Hari ini, biarkan hati mengikhlaskan dengan penuh kelegaan.
Feature photo dari unsplash.com/Benjamin Davies
11 comments for "5 Seni Mengikhlaskan, Tentang Kepergian Tiba-tiba Emmeril Khan"
MashaAllah~
Amalan orangtua yang bisa menurun kepada sang ananda. Semoga membawa kedua orangtuanya menuju jannah.
Barakallahuu fiik~